BANYUWANGI - Untuk kali pertama, Program Studi Kedokteran Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR Banyuwangi melaksanakan kuliah praktikum hybrid pada Selasa (1/3/2022) dengan protokol kesehatan ketat. Mengingat persebaran COVID-19 varian Omicron di Jawa Timur terus meningkat.
Ketua Prodi Kedokteran Hewan SIKIA UNAIR Muhammad Thohawi Elziyad Purnama drh MSi menyebut ada banyak pertimbangan penerapan kebijakan itu. Salah satunya terkait peningkatan ketrampilan mahasiswa.
“Sesuai surat edaran yg dirilis Universitas Airlangga dan persetujuan satgas covid setempat agar ada pembatasan peserta dan prokes ketat, ” ujarnya.
Selain itu, ada keinginan mahasiswa untuk segera praktikum secara langsung di kampus. “Keinginan mahasiswa untuk praktikum hands on. Terutama untuk mata kuliah yang butuh melatih psikomotor sehingga praktikum harus dilaksanakan, ” kata Thohawi.
Mekanisme Pelaksanaan Praktikum Hybrid
Praktikum hybrid itu terbagi menjadi dua pilihan, yaitu luring dan dalam jaringan. Bertempat di laboratorium instrumentasi SIKIA UNAIR Banyuwangi, praktikum luring itu diikuti 16 mahasiswa semester II pada mata kuliah histologi veteriner. Di sisi lain, mahasiswa lainnya mengikuti praktikum secara virtual melalui Zoom.
Dengan fluktuasi persebaran COVID-19, praktikum luring memang belum diwajibkan bagi seluruh mahasiswa. “Dikarenakan status level PPKM yang naik turun sehingga pelaksanaan pengawasan prokes juga harus ketat. Distribusi mahasiswa yang antar pulau dan izin orang tua juga menjadi pertimbangan untuk praktikum ini berlangsung terbatas” jelasnya.
Selain penerapan protokol kesehatan ketat, Prodi Kedokteran Hewan UNAIR menerapkan pembatasan mahasiswa. Yang masuk hanya 50 persen dari kapasitas ruangan.
“Kapasitas 50, tapi saya ambil setengahnya. Yakni, 20 plus 5 laboran dan mahasiswa riset, ” terangnya.
Thohawi juga mengimbau mahasiswa selalu menjaga kesehatan dan selalu mawas diri sebelum mengikuti praktikum. Pastikanlah sehat, telah vaksin, mendapat izin orang tua, dan patuhi prokes.
Kesempatan yang SamaThohawi menambahkan, agar kegiatan pembelajaran berjalan optimal, pihaknya menerapkan beberapa strategi ke depan. Salah satunya melakukan evaluasi berkala.
“Membagi shift mahasiswa yang daring agar bergantian mengikuti luring. Menyajikan bahan dan evaluasi sama sama melalui Aula, ” katanya.
Thohawi berharap tren persebaran dan level PPKM di kawasan Banyuwangi dapat turun. Dengan begitu, kampus dapat segera melakukan optimalisasi pembelajaran dan praktikum kepada mahasiswa.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Vaksin Booster Itu Penting, Apa Alasannya?
|