Banyuwangi, -Ada banyak hal yang menarik di perusahaan Anas Juragan Angkot dengan PT. Pasukan Jembuk - Jembuk. Salah satunya adalah menguak tabir dana Corporate Social Responsibility ( CSR ) atau tanggung jawab sosial perusahaan sebesar Rp.35 Miliar. Perlu diketahui bahwa dalam perusahaan Anas Juragan Angkot terdapat perusahaan ternama di antero jagad raya.
Dulu persoalan CSR sebesar Rp. 35 Miliar ini sempat mencuat ramai dipermukaan. Banyak kalangan yang mempertanyakan kemana dan apa wujud dari CSR Rp. 35 Miliar tersebut. Salah satu perusahaan besar tersebut berdirì sudah lebih dari 8 tahun, namun entah apa wujud dari CSR nya.
Usut punya usut, pengawas perusahaan tidak berani menguak dan menjadikan temuan dana CSR yang tidak jelas mengalirnya kemana dan wujudnya apa. Namun yang jadi pertanyaan besar adalah mitra atau rekanan dari PT. Pasukan Jembuk - Jembuk yaitu bapak dan ibu yang terhormat tidak mengetahui wujud CSR sejak perusahaan berdiri.
Meski Rp. 35 Miliar tersebut tertera dalam susunan pembukuan perusahaan, namun hal itu menjadi pertanyaan atau teka - teki bapak dan ibu yang terhormat.
Hal ini ada dua kemungkinan yaitu bapak dan ibu yang terhormat ini tidak dilibatkan langsung dalam semua proses atau sengaja tidak mengawasi perusahaan tersebut dan hanya tahu untuk menikmati hasilnya saja?
Percakapan antara si Bayan dan salah satu bapak yang Terhormat
Bayan : Bapak yang Terhormat, bagaimana menurut bapak terkait salah satu perusahaan kelas internasional yang ada di bawah naungan PT. Perusahaan Jembuk - Jembuk ?
Bapak yang Terhormat : Begini Bayan, PT. Pasukan Jembuk - Jembuk itu sangat kaya, nah di dalam PT tersebut terdapat salah satu perusahaan yang sangat ternama, namun apa CSR yang bisa dirasakan selama perusahaan itu berdirindan ber operasi?.
Bayan : lho, bapak ini kan sebagai mitra atau bisa dikata wakil dari karyawan perusahaan, apakah selama ini anda tidak dilibatkan langsung dalam pengelolaan perusahaan?.
Baca juga:
Pura-Pura Budayawan
|
Bapak yang Terhormat : Sama sekali tidak kalau saya pribadi, tapi tidak tahu dengan bapak yang Terhormat lainnya. Bisa jadi mereka dilibatkan namun tanpa sepengetahuan saya.
Bayan : Seberapa besar kebermanfaatan CSR perusahaan tersebut selama ini yang dikeluarkan?
Bapak yang Terhormat : Itu saya lihat di pembukuan perusahaan terakhir kali ada angka Rp. 35 Miliar. Akan tetapi saya tidak tahu uang itu kemana, diwujudkan untuk apa. Saya sendiri kesulitan untuk mencari tahunya, padahal saya ini mitra perusahaan. Namun kabar burung yang saya dengar, uang itu jadi bancaan para pengurus perusahaan. Seperti Sekretaris, Supervisor dan utamanya ya pemilik perusahaan utama yaitu bos besar juragan angkot. Baru - baru ini saya setelah masyarakat berbondong - bondong ramai menuntuk akhirnya CSR itu bisa terlihat wujudnya, kalau sebelulnya nihil.
Bayan : Lalu apa yang akan bapak lakukan untuk semua ini?.
Bapak yang Terhormat : Saya akan minta audit internal dan eksternal perusahaan periksa secara detail, gamblang dan akuntabel. Lalu saya akan bersurat kepada pak Mahfud. Beliau senior audit yang berani dan tegas. Secara struktural pak Mahfud langsung dibawah pengawasa pusat.
Bayan : Apakah ada peran Usman dan kawan - kawan dalam hal terselubung itu?
Bapak yang Terhormat : Ya tentulah, nanti kita akan buka - bukaan. Sekalian saja kita telanjangi semua.
Semua cerita ini hanya fiksi dan sebagai hiburan semata. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan peristiwa.
Veri Kurniawan ( FOSKAPDA )